Senin, 27 Agustus 2018



PENILAIAN UNGGAH-UNGGUH DALAM BUDAYA JAWA



Jawa merupakan salah satu daerah geografis di Negara Indonesia. masyarakat Indonesia mengenal pulau jawa sendiri terbagi menjadi tiga yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sebutan nama itu lahir atas keadaan geografis yang terjadi di pulau jawa. Sebutan Jawa Barat sendiri muncul karena memang letak Jawa Barat paling barat di pulau yang memiliki panjang kurang lebih 1000 km ini. Sedangkan nama Jawa Tengah lahir karena daerahnya berada pada posisi tengah-tengah antara Jawa Barat dan Jawa Timur. Berikutnya Jawa Timur, julukan Jawa Timur ini diberikan karena posisinya berada pada ujung timur pulau jawa.

Meski berada pada satu pulau yang sama, antara Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur memiliki perbedaan mulai dari adat-istiadat, kebudayaan, makanan khas, hingga bahasa.

Secara realita, pulau jawa ini menunjukan ragam bahasa yang bervariasi. Ada yang berbahasa Baduy, Betawi, Javaindo, Jawa, Kangean, Cirebon, Madura, Osing, Pecok, Sunda, Tengger, dan Bahasa Indonesia Peranakan. Dalam daerah Jawa Timur biasanya menggunakan bahasa  Jawa tetapi bahasa Jawa yang kasar, berbeda dengan daerah Jawa Tengah dan sekitarnya yang menggunakan bahasa Jawa halus. Kosa kata setiap bahasa daerah memang berbeda, namun secara prinsip atau aturan saat berujar sama.

Aturan dalam bertutur (ujaran) biasanya tertata dalam suatu aturan yang melambangkan nilai kesopanan. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menunjukan bahwa kesopanan (sopan santun) memiliki arti sama dengan tata karma dan tata karma biasa dikenal pula dengan ungggah-ungguh. 

Unggah-ungguh sendiri sangat familiar dikalangan masyarakat pulau jawa khusunya Jawa Tengah. Setidaknya pengaruh kerajaan yang berada di daerah Jawa Tengah ini memberikan dampaknya. Kalangan Kerajaan tentu memiliki tata cara sendiri dalam berkomunikasi atau berbahasa. Tidak sembarangan berujar saat derada di wilayah kompleks kerajaan (keraton). Hal ini yang memberikan sumbangsih terhadap pola aturan masyarakat, dimana secara umum masyarakat menjadikan keraton sebagai pedoman falsafah kehidupan.

Unggah-ungguh sendiri menggambarkan perilaku, adab, tata cara dalam perilaku yang tidak sombong, selalu menghargai orang lain, bermain perasaan, perasaan halus dan berbagai tingkah laku yang bagus. Hal ini memberi penegasan bahwa  sebetulnya, antara bahasa dan unggah-ungguh memiliki hubungan yakni sebagai simbol kesantunan dalam budaya masyarakat jawa. Dengan catatan seperti yang telah diungkapan di awal tadi, prinsipnya semakin berbahasa halus/santun dan bernada rendah maka akan semakin memiliki nilai unggah-ungguh yang tinggi pula. Sebaliknya, semakin berbahasa kasar/sombong dan bernada tinggi maka akan rendah pula penilaian unggah-ungguh seseorang.

Kesimpulannya dalam masyarakat jawa, sampai saat ini masih beranggapan bahwa unggah-ungguh dalam budaya jawa sangat penting. Semakin berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan nada rendah maka akan semakin tinggi penilaian unggah-ungguh dalam budaya jawa. Sebaliknya, saat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kasar dan nada meninggi maka akan semakin rendah penilaian unggah-ungguh dalam budaya jawa.

1 komentar:

  1. Best Casinos with Slots and Casino Games in the US - Wooricasinos
    With online slots, you can play casino games in the USA without risking any real money. There wooricasinos.info are online https://tricktactoe.com/ casinos that kadangpintar let ventureberg.com/ you play slots and

    BalasHapus